Rabu, 29 September 2010

CoreTan pApaN KetiK ..

saya mengatakan bahwa cinta sesama manusia kita cenderung tidak sejalan dengan makna cinta sesama manusia yang ada di dalam kitab suci? Sudah paham mengapa saya menilai bahwa makna cinta yang ada di dalam kitab suci cenderung lebih mendekati pemaknaan kata sayang yang ada dalam pemahaman kita pada umumnya? Sudah paham mengapa saya menilai bahwa pemaknaan cinta sesama manusia kita cenderung lebih mengarah pada makna cinta terhadap harta dan dunia di dalam kitab suci? Kalau belum, akan saya beri kata kunci, yakni “KETULUSAN”.
Ya, ketulusan. Menurut saya, adalah omong kosong besar bahwa ada cinta yang tulus. Mengapa? Seperti yang sudah saya paparkan di atas, cinta selalu mengharapkan timbal balik. Kasih yang tulus hanya ada pada rasa sayang, bukan cinta. Ada rasa ingin memiliki yang sangat kuat dalam tiap hubungan percintaan manusia, itulah sebabnya mengapa saya menilai bahwa rasa cinta terhadap sesama manusia cenderung lebih mengarah pada makna rasa cinta terhadap harta dan dunia yang dipaparkan dalam kitab suci, sebab kita selalu ingin memiliki dan takut jika kehilangannya. Seakan kita ini menyamakan manusia dengan harta benda atau sebuah objek. Ya, objek. Objek  pelampiasan  birahi kita. Pelampiasan nafsu sexual kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar